Pertanyaan :
Mengepel lantai agar suci untuk tempat Ibadah bagaimana caranya yang benar ?
bila air mengepel nya dicampur pembersih lantai yang berbau wangi hingga merubah air jadi sesuai aroma cairan pembersih lantai apakah masih bisa dikatakan air suci untuk bersihkan najis di lantai ?
Jawaban :
Cara mengepel lantai yang benar adalah dengan melihat najis yang ada pada lantai tersebut terlebih dahulu:
1. Apabila najisnya berupa najis hukumiyyah, yaitu najis yang tidak berbenda dan sifat-sifatnya juga tidak ada, seperti Najis air kencing yang sudah mengering dan tidak berbekas, maka disini cukup dengan menggenangkan air mutlak padanya / memercikkan air mutlak padanya sampai merata. Tidak cukup dengan hanya mengusapnya.
2. Apabila najisnya berupa najis ainiyyah, yaitu najis yang berbenda maka harus dibersihkan dengan cara mengalirkan air mutlak pada lantai sampai bersih dari semua sifat-sifat nya najis.
Tapi yang lebih mudah, lebih baik kita menjadikan najis tersebut sebagai najis hukumiyyah terlebih dahulu, yaitu dengan membersihkan benda dan sifat-sifat najis dari lantai terlebih dahulu dengan semisal kain kering, sampai lantai itu kering dan tidak ada benda najis dan sifatnya, barulah kemudian kita menyucikan lantai tersebut seperti cara menyucikan najis hukmiyyah, yaitu dengan meratakan air mutlak padanya meskipun hanya sekali dan tidak mengalir.
Sedangkan air untuk negepel yang sudah bercampur dengan cairan pembersih, maka hukumnya adalah :
1. Apabila sudah mengalami perubahan yang parah pada salah satu sifat air, yaitu bau, rasa dan warna, maka air tersebut tidak bisa digunakan untuk menyucikan lantai yang najis, sebab hukumnya sama dengan benda cair. Maka apabila air/ cairan tersebut tetap dipakai ngepel [apalagi dengan cara diusapkan] maka akan menyebabkan tersebarnya najis kemana-mana.
2. Apabila air tersebut tidak mengalami perubahan yang parah [berubah sedikit atau tidak mengalami perubahan sama sekali], maka air tersebut masih bisa dipakai untuk menyucikan lantai sesuai dengan ara diatas / bukan diusapkan.
Saran kami, air yang sudah dicampur dengan aroma pewangi yang biasanya digunakan untuk ngepel dengan cara diusapkan saja, sebaiknya dipakai untuk ngepel lantai suci atau lantai najis yang sudah disucikan.
[Zean Areev]
نهاية الزين ص ٤٦
وأما النجاسة المتوسطة فهي ما عدا ذلك فإن كانت حكمية وهي التي ليس لها جرم ولا طعم ولا لون ولا ريح كقطرة بول جفت كفى جرى الماء على محلها مرة واحدة ولو بغير فعل أحد كأن جرى عليها المطر ويسن تثليثها
وإن كانت عينية وهي التي لها جرم أو طعم أو لون أو ريح وجبت إزالة ذلك ولو توقف زواله على الاستعانة بغير الماء كصابون وجبت والعبرة بظنه بحيث يغلب على ظنه زوال ذلك ولا يجب عليه اختبارها بالشم والبصر ولا يجب على الأعمى ولا على من به رمد أن يسأل بصيرا هل زالت الأوصاف أو لا إلا ما عسر زواله من لون كلون الدم أو ريح كريح الخمر فإنه يحكم بطهارته ولا فرق في ذلك بين النجاسة المغلظة ونحوها ولا فرق في ذلك بين الأرض والثوب والإناء فيطهر المحل طهرا حقيقيا بحيث لو قدر على إزالته بعد ذلك لا تجب
ﻓﺘﺢ ﺍﻟﻘﺮﻳﺐ ﺍﻟﻤﺠﻴﺐ ﻓﻲ ﺷﺮﺡ ﺃﻟﻔﺎﻅ ﺍﻟﺘﻘﺮﻳﺐ ج ١ ص ٢٣
ﻭﻛﻴﻔﻴﺔ ﻏﺴﻞ ﺍﻟﻨﺠﺎﺳﺔ ﺇﻥ ﻛﺎﻧﺖ ﻣﺸﺎﻫﺪﺓ ﺑﺎﻟﻌﻴﻦ، ﻭﻫﻲ ﺍﻟﻤﺴﻤﺎﺓ ﺑﺎﻟﻌﻴﻨﻴﺔ ﺗﻜﻮﻥ ﺑﺰﻭﺍﻝ ﻋﻴﻨﻬﺎ، ﻭﻣﺤﺎﻭﻟﺔ ﺯﻭﺍﻝ ﺃﻭﺻﺎﻓﻬﺎ ﻣﻦ ﻃﻌﻢ ﺃﻭ ﻟﻮﻥ ﺃﻭ ﺭﻳﺢ، ﻓﺈﻥ ﺑﻘﻲ ﻃﻌﻢ ﺍﻟﻨﺠﺎﺳﺔ ﺿﺮ ﺃﻭ ﻟﻮﻥ ﺃﻭ ﺭﻳﺢ، ﻋﺴﺮ ﺯﻭﺍﻟﻪ ﻟﻢ ﻳﻀﺮ
المقدمة الحضرمية
لا يصح رفع الحديث ولا إزالة النجس إلا بما يسمى ماء، فإن تغير طعمه أو لونه أو ريحه تغيرا فاحشا بحيث لا يسمى ماء مطلقا بمخالط طاهر يستغني الماء عنه لم تصح الطهارة به