Muhammad zubaidi, pria yang saat ini berumur 54 tahun, asal kelahiran kudus ini kini terkebal dengan mana jonet taylor.
Terlahir dalam kondisi normal, hingga masa muda nya, tepat pada usia kurang lebih 19 tahun, ia mengalami panas tinggi, yang tiba-tiba menyebabkan kelumpuhan pada kaki nya. Pada masa masa itu, ia merasa minder dan lebih banyak menghabiskan waktu untuk berdiam diri dirumah.
Hingga terlintas dalam fikiran nya, “ kalau terus menerus seperti ini, maka hidup nya akan semakin terpuruk dan tidak akan ada kemajuan, pahal ia ingin menikah, ingin membina rumah tangga, dan tentu nya harus berusaha manafkahi anak dan istri nya kelak
Akhir nya ia pada usia nya yang ke 25 tahun. Ia memulai babak baru nya, dengan mendaftarkan diri ke panti rehabilitasi cacat tubuh RC Prof.Dr soeroso, surakrata.
Selama dua tahun, ia menjalani pendidikin mental, fisik serta keterampilan. dimana yang ia pilih pada waktu itu adalah keterampilan menjahit. Hari hari ia jalani di RC Prof dr. soeharso dengan semangat yang tinggi, hingga akhir nya ia berhsil ,menyelesaikan pendidikan nya di sini.
Lulus dari RC, ia mengajukan untuk di salurkan ke pabrik pabrik garmen yang membutuhkan penjahit dengan mau menerima kondisi nya yang difabilitas, hingga akhir nya ia pun diusalurkan di salah satu pabrik garmen di daerah tipes Surakarta,
Selama 2 tahun ia bekerja. Akhir nya memutuskan untuk mengambil pengalaman baru di tempat kerja lain nya, hingga akhir nya ia bekerja di sebuah pabrik di daerah Surakarta selama 1.5 tahun.
Seiring berjalan nya waktu, ia akhirnya dipertemukan dengan jodoh nya. Siti istiqomah, seorang wanita yang juga penyandang difabilitas ia pinang untuk menjadi istri nya,
setelah mereka berdua menikah. Jonet menyarankan istri nya untuk menjalani pengobatan di Rc, sambil menekuni bidang keahlian menjahit yang juga dipelajari di RC.
Hingga akhir nya pada tahun 1994, ia merasa sudah cukup untuk mendapatkan pengalaman kerja di pabrik, ia dan sang istri mulai merintis usaha nya,. Dengan membuka jonet taylor.
Pada awal mula pembukaan usaha nya, banyak rintangan yang ia hadapai. Ya…usaha mandiri memang tidak mudah, perlu kerja keras dan ketekunan agar menjadi usaha yang bisa mendapat kepercayaan dari konsumen, terlebih lagi dengan kondisi kedua nya yang difabilitas.
Selam dua tahun ia dan sang istri saling bekerja sama, mendukung dan saling memberikan semangat. Hingga akhir nya karena tekat yang kuat, usaha yang tak kenal menyerah, optimis akan bantuan dan pertolongan Alloh, usaha nya mulai menunjukan kemajuan, orderan yang biasa ia kerjakan berdua dengan sang istri, kini tak mampu lagi, hingga akhir nya ia merekrut beberapa karyawan untuk dipekerjakan.
Dan yang lebih hebat nya, yang ia pekerjakan adalah sesama difabilitas, dan beberpa dari luar daerah, ia berharap bahwa kelak karyawan nya juga akan mampu mendirikan dan mengembangkan usaha jahit nya di daerah mereka masing masing.
Alloh mengabulkan harapan jonet, hampir 24 karyawan yang sudah bisa mendirikan usaha sendiri seperti jonet, dan bahkan memiliki karyawan.
Kini jonet menikmati hasil dari jerih payah dan kerja keras nya. Ia bahkan bisa membeli tanah untuk ia bangun sebagai tempat usaha nya agar lebih maju lagi.
Usaha memang tidak akan membohongi hasil…selain itu pendekatan kepada alloh lah sang maha kaya dan maha pemberi lebih utama. Jonet merupakan orang yang terkenal selalu terdepan dalam kegiatan keagamaan di kampungf nya. Orang yang tekum, ulet, tidak pantang menyerah, dan tentu nya menjalakan kewajiban agam nya yaitu islam.